BAB IV
SAMPLING DAN INVESTIGASI DATA
4.1.
Sampling
Sampling
adalah proses pemilihan
unsur-unsur (item-item) yang mewakili suatu populasi (seluruh
unsur/item yang ada) secara sistematis dengan tujuan mempelajari unsur/item tersebut. Ada beberapa alasan analis sistem menyeleksi sampel data yang representatif untuk diperiksa atau menyeleksi orang-orang tertentu untuk diwawancarai, atau diobservasi, yaitu :
•
Menekan biaya
Membaca setiap halaman
web, menyalin semua laporan
dan bertanya kepada
setiap pegawai memerlukan banyak
biaya.
•
Mempercepat pengumpulan data
Sampling membantu mempercepat proses dengan mengumpulkan data-data
terpilih dari semua data yang ada untuk keseluruhan populasi, dan juga dapat menghemat tenaga.
•
Meningkatkan keefektifan
Sampling membantu meningkatkan keefektifan bila informasi yang lebih akurat
bisa didapatkan, misalnya
cukup dengan berbicara dengan beberapa orang tertentu saja dengan pertanyaan yang mendetil.
•
Mengurangi kecurigaan
Kecurigaan pengumpulan data dapat dikurangi melalui
sampling, misalnya eksekutif yang diwawancarai haruslah orang yang terlibat
langsung dalam proyek,
agar proyeknya berhasil.
Empat tahapan untuk merancang sampel
yang baik :
1.
Menentukan data-data yang dikumpulkan atau digambarkan.
Mengidentifikasi variabel, atribut,
dan item-item yang berhubungan yang perlu dikumpulkan
dalam sampel dan juga mempertimbangkan tujuan
studinya berikut jenis metode pengumpulan data yang digunakan.
2.
Menentukan populasi yang dijadikan sampel.
Untuk hard data penganalisis sistem
perlu memutuskan, contoh apakah
waktu dua bulan sudah cukup atau setahun.
Sama halnya ketika memutuskan
siapa yang diwawancarai contoh apakah populasinya mencakup satu level dalam organisasi atau semua level atau perlu keluar daris sistem misalnya
reaksi konsumen, pemasok.
3.
Memilih jenis-jenis sampel
Dapat menggunakan salah satu dari empat jenis sampel,
yaitu : sampel
sesuai, sampel purposif, sampel sederhana dan sampel kompleks
seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jenis Sampel
Tidak
berdasarkan probabilitas
|
Berdasarkan
propabilitas
|
|
Unsur-unsur sampel
dipilih langsung tanpa
batasan tertentu
|
Sesuai
|
Random sederhana
|
Unsur-unsur sampel
dipilih berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu
|
Purposif
|
Random Kompleks (sistematis, mewakili dan kelompok)
|
a.
Sampel sesuai
adalah sampel yang tidak terbatas,
dan merupakan sampel non-probabilitas, misalnya penganalisis sistem menempatkan sebuah
pengumuman di internet berisi, perusahaan meminta
siapapun yang tertarik
dengan laporan kinerja
penjualan yang baru agar mengikuti
rapat pada hari selasa tanggal 12 jam 13.00.
Sampel semacam ini sangat
mudah tetapi tidak layak.
b.
Sampel purposif
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu,
misalnya dengan contoh pada bagian (a) dengan memilih suatu kelompok
tertentu individu yang berpengetahuan dan tertarik dengan
sistem tersebut
c.
Sampel random sederhana
Sampel ini perlu memiliki sejumlah daftar
populasi untuk memastikan bahwa setiap dokumen atau orang-orang di dalam populasi memiliki
peluang yang sama untuk dipilih.
d.
Sampel random kompleks
sampel random
kompleks sangat sesuai
untuk penganalisis sistem
ialah :
a.
sampling sistematis, sampling
probabilitas yang paling sederhana, misalnya memilih mewawancarai setiap orang ke- k dari daftar
pegawai perusahaan.
b.
sampling mewakili, adalah proses mengidentifikasi subpopulasi dan kemudian menyeleksi
objek atau orang yang dibuat sampling
di dalam subpopulasi tersebut, sehingga pengumpulan data secara efisien.
c.
sampling kelompok, menyeleksi sekumpulan dokumen
atau orang untuk studi yang dilakukan, misalnya
sebuah organisasi
mempunyai 20 cabang yang tersebar,
kemudian dipilih satu atau dua diantaranya berdasarkan asumsi keduanya memiliki
kekhasan sendiri.
4.
Memutuskan ukuran sampel
Ukuran sampel tergantung pada beberapa faktor,
beberapa diantaranya disusun
oleh penganalisis sistem,
beberapa diantaranya disusun oleh apa yang kita ketahui tentang
populasi itu sendiri.
4.2.
Menentukan Ukuran Sampel
Ukuran
sampel biasanya tergantung
pada biaya atau waktu yang diperlukan oleh penganalisis sistem
atau tergantung pada waktu yang disediakan oleh orang-orang di dalam organisasi.
4.2.1. Menentukan
Ukuran
Sampel
Saat
Melakukan
Sampling
Data
Berdasarkan Atribut
Data atribut adalah data perbandingan misalnya berapa perbandingan orang- orang di dalam organisasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tertentu
atau berapa persentase
formulir input yang mengandung kesalahan. Langkah
untuk menentukan ukuran sampel jenis ini ada tujuh (diantaranya ada yang bersifat .subjektif), yaitu :
1.
Menentukan atribut-atribut yang akan menjadi
sampling.
2.
Menemukan basis data atau laporan-laporan dimana atribut-atribut tersebut berada.
3.
Memeriksa atribut. Estimasi
p, perbandingan popuilasi yang memiliki atribut.
4.
Membuat keputusan-keputusan subjektif
berkaitan dengan
estimasi interval yang diterima, i.
5.
Memilih tingkat kepercayaan dan melihat koefisien kepercayaan (nilai z) di dalam Tabel 4.1.
6.
Menghitung, σp kesalahan standar dari perbandingan berikut :
σp = i / z
7.
Menentukan ukuran sampel yang diperlukan, n, dengan rumus : n = (p(1-p)) / σp2 + 1
Tabel 4.1. Tingkat
Kepercayaan
Tingkat
Kepercayaan (%)
|
Koefisien
Kepercayaan (nilai z)
|
99
|
2.58
|
98
|
2.33
|
97
|
2.17
|
96
|
2.05
|
95
|
1.96
|
90
|
1.65
|
80
|
1.28
|
50
|
0.67
|
Contoh : Perusahaan A merupakan pabrik yang memproduksi papan untuk rak, Tentukan berapa persentase pesanaan yang mengandung
kesalahan. Maka langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.
Menentukan bahwa dengan melihat pesanan-pesanan yang mengandung kesalahan
menurut nama, alamat,
kuantitas atau nomor model.
2.
Mengambil salinan formulir-formulir pemesanan mulai enam bulan sebelumnya.
3.
Menentukan berapa formulir
pemesanan dan menyimpulkan bahwa hanya
sekitar 5% saja yang mengandung kesalahan.
4.
Membuat keputusan subjektif
bahwa estimasi interval yang bisa diterima
± 0,02.
5.
Memilih tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dari Tabel
4.1, didapat nilai z = 1.96.
6.
Menghitung σp
σp = i / z = 0.02 / 1.96 = 0.0102
7.
Menentukan ukuran sampel yang diperlukan
n = (p(p-1))/ σp2 + 1 = 0.05*0.95 / 0.01022 + 1 = 458
maka kesimpulannya, adalah menyusun ukuran
sampel pada 458.
4.2.2. Menentukan
Ukuran
Sampel
Saat
Melakukan
Sampling
Data
Berdasarkan Variabel
Variabel
adalah data berdasarkan angka-angka aktual
seperti penjualan bruto, jumlah item-item yang dikembalikan konsumen atau jumlah kesalahan
yang terjadi. Langkah untuk menentukan ukuran sampel jenis yang diperlukan untuk variabel sama dengan langkah
menentukan ukuran sampel
yang diperlukan untuk data-data atribut, yaitu :
1.
Menentukan variabel-variabel yang akan menjadi
sampling.
2.
Menemukan basis data atau laporan-laporan dimana variabel-variabel tersebut
berada.
3.
Memeriksa variabel untuk menentukan
magnituda
dan
penyebarannya
(idealnya standar deviasi), s.
4.
Membuat keputusan-keputusan subjektif
berkaitan dengan
estimasi interval yang diterima, i.
5.
Memilih tingkat kepercayaan dan melihat koefisien kepercayaan (nilai z) di dalam Tabel 4.1.
6.
Menghitung, σx kesalahan standar dari mean :
σx = i / z
7.
Menentukan ukuran sampel
yang diperlukan, n, dengan rumus
:
n = ( s / σx )2 + 1
Contoh : Seperti pada perusahaan A di atas, tentukan
jumlah rata-rata dalam dolar untuk suatu pesanan., langkah-langkahnya :
1.
Menentukan rata-rata (mean)
jumlah pesanan dalam dolaruntuk papa-papan rak.
2.
Menagmbil salinan formulir-formulir pemesanan mulai enam bulan sebelumnya.
3.
Menentukan beberapa formulir pemesanan dan menyimpulkan bahwa pesanan berkisar rata-rata $1.500,
dengan standar deviasi,
s, sebesar rata-rata $100.
4.
Membuat suatu keputusan subjektif bahwa
estimasi
interval
yang
bisa
diterima sebesar $5.00.
5.
Memilih tingkat kepercayaan sebesar 96%, dari Tabel
4.1 didapat nilai
z setara dengan 2.05.
6.
Menghitung σx sebagai berikut
:
σx =
i / z = 5 / 2.05 = 2.44
7.
Menentukan ukuran sampel
yang diperlukan, n :
n = ( s / σx
)2 + 1 = (100 / 2.44)2 +
1 = 1681
Jadi diambil sampel pemesanan
1681 untuk menentukan mean jumlah pesanan
dalam dolar.
4.2.3. Menentukan Ukuran Sampel Saat Melakukan Sampling Data Berdasarkan Data Kualitatif
Informasi yang baik tidak
dapat diperoleh hanya lewat file-file saja tetapi diikuti dengan wawancara dengan orang-orang dari organisasi. Variabel
yang menentukan
berapa banyak orang yang harus diwawancara adalah waktu yang digunakan untuk wawancara. Petunjuk
praktis adalah mewawancarai minimal tiga orang dari setiap level organisasi
dan sedikitnya satu orang dari setiap area fungsional yang terlibat langsung dengan sistem baru (yang diperbaharui).
4.3.
Jenis-Jenis Hard Data
Hard data menunjukkan dimana organisasi berada dan kemana keyakinan
anggotanya. Hard data yang perlu diamati adalah
hard data kuantitatif dan hard data kualitatif.
4.3.1. Analisis Dokumen-Dokumen Kuantitatif
Banyak
dokumen-dokumen kuantitatif yang tersedia dalam perusahaan dan mencakup laporan-laporan yang digunakan untuk membuat
keputusan, laporan- laporan kinerja, record
dan berbagai jenis formulir.
Dokumen-dokumen ini memiliki kegunaan dan audiens tertentu.
a.
Laporan yang digunakan untuk membuat keputusan,
analis perlu mendapatkan dokumen yang digunakan untuk menjalankan perusahaanmisalnya laporan kondisi persediaan, penjualan atau produksi. Laporan-laporan semacam ini memungkinkan para pembuat keputusan mengamati kecenderungan bisnis dengan mudah.
b.
Laporan kinerja,
Salah satu fungsi
terpenting dari laporan kinerja
adalah untuk mengukur kesenjangan antara
kinerja aktual dengan
kinerja yang diharapkan.
c.
Record,
Record yang diperbaharui sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan merupakan informasi yang berharga bagi analis. Ada beberapa
cara analis memeriksa
suatu record, yaitu
- mengecek kesalahan
dalam jumlah dan jumlah total
- melihat peluang
guna meningkatkan perancangan bentuk perekaman
- mengobservasi jumlah dan jenis transaksi
- mengamati misalnya
apakah komputer dapat menyederhanakan pekerjaan.
d.
Formulir penangkapan data,
Perlu memahami
sistem yang berjalan
saat itu dengan
:
- mengumpulkan contoh-contoh semua formulir
yang sedang digunakan
- memperhatikan jenis-jenis formulir (dicetak
perusahaan, ditulis tangan, dihasilkan lewat komputer dalam perusahaan, formulir on-line,
formulir isisan di Web, dicetak
secar eksternal atau dibeli)
-
mendokumentasikan pola distribusi yang dituju
- membandingkan pola distribusi yang dituju dengan
siapa yang menerima
formulir.
4.3.2. Analisis Dokumen-Dokumen Kualitatif
Analisis
dokumen kualitatif dengan tujuan untuk memahami bagaimana anggota organisasi berperan
serta dalam proses mengorganisir. Dokumen kualitatif mencakup
pesan-pesan e-mail, memo, tanda pada papan
buletin dan di area-area
kerja, halaman Web, prosedur manual
dan buku petunjuk.
4.4. Analisis
Aliran Kerja (WorkFlow)
Analisis
workflow memungkinkan analis membuat diagram arus informasi, formulir, dan keputusan-keputusan yang terdiri dari proses-proses bisnis di dalam organisasi. Dengan
data-data tersebut analis dapat memodelkan apa yang ada atau apakah sistem
yang baru bisa tampak seperti model
yang dibangun. Selain itu workflow dapat disimulasikan sehinga kemacetan-kemacetan didalam proses
dapat diidentifikasi dan dihilangkan. Contoh
workflow BPR (Business Process Reengineering).
0 komentar:
Posting Komentar